Indonesia Menambah Kekuatan Militer Di Natuna
Saat ini, 14 bulan
telah berlalu sejak Presiden Joko Widodo merencakan untuk menempatkan Indonesia
sebagai negara poros maritim global, yang termasuk di dalamnya perhatian
terhadap pengurangan konflik antara negara-negara di Laut Cina Selatan melalui "upaya
perdamaian internasional".
Namun dalam beberapa
bulan ini, Indonesia telah memperkuat kehadiran militernya secara mencolok di
Natuna, sebuah pulau yang kaya akan gas alam, dimana wilayah itu tumpang tindih
dengan wilayah yang diakui sebagai kedaulatan Cina.
Para pengamat
mengatakan langkah Indonesia ini merupakan tanggapan terhadap apa yang diaggap
sebagai "ancaman Cina" terhadap kedaulatan Indonesia di pulau ini,
yang "cepat atau lambat" akan berdampak pada Indonesia.
www.beritadunia.net
Ancaman "netral"
Jakarta mengatakan
akan meneruskan "kebijakan netral" terhadap Cina, di tengah
memanasnya ketegangan ketika beberapa pejabat mengkritik Cina karena mengklaim
wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia yang berdekatan dengan Natuna sebagai
wilayah Cina.
Penekanan terhadap
posisi netral ini datang sesudah Cina menyatakan "tak keberatan"
terhadap kedaulatan Indonesia terhadap Natuna.
Namun
Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamirzad Ryacudu mengatakan tak aman untuk
mengabaikan kemungkinan ancaman di masa depan, sekalipun situasi tampaknya
meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami
telah memperkuat kapasitas militer kita untuk mengantisipasi berbagai ancaman,
baik itu pencurian ikan atau masuknya mereka ke wilayah Indonesia secara
ilegal," kata Ryacudu.
Para
ahli mengatakan alasan untuk ini adalah aktifnya Cina di bagian lain Laut Cina
Selatan, dimana militer Indonesia "tak bisa menutup mata."
Strategi pertahanan
Angkatan
Darat, Laut dan Udara Indonesia telah menyusun formula untuk memperkuat
pertahanan di Natuna.
Pihak militer
mengatakan sedikitnya ada tambahan satu batalion untuk memperkuat pangkalan
angkatan laut yang sudah ada di Natuna.
Angkatan
Darat, yang sekarang mengerahkan 800 prajurit di Natuna, akan menambah
jumlahnya hingga 2.000 di tahun 2016.
Angkatan
Udara juga akan menambah pesawat tempur di wilayah itu.
Natuna
saat ini kekurangan fasilitas untuk mengakomodasi sejumlah besar pesawat.
Angkatan Laut telah mengirim tujuh kapal perang ke perairan Natuna bulan lalu
untuk berkeliling dan "menjaga kedaulatan", menurut juru bicara AL,
Laksamana Pertama M. Zainudin.
Bulan
ini, Angkatan Laut mengirim 14 kapal perang untuk mengawasi Laut Cina Selatan.
Sektor
pertahanan udara juga mengerahkan radar di beberapa bagian pulau untuk
melakukan operasi pengawasan selama 24 jam.
Sebagai
tambahan, Indonesia menandatangani perjanjian dengan Jepang awal bulan ini
untuk menerima teknologi dan peralatan militer, yang sebagian besarnya dikirim
untuk digunakan di Pulau Natuna.
Indonesia juga
berminat untuk bergabung dengan latihan perang gabungan dengan Amerika Serikat
di wilayah ini.
Sudah
dua kali latihan dilakukan bersama AS di Batam yang berjarak 480 km dari
Natuna. Latihan ini termasuk penggunaan pengawasan dan pesawat patroli, seperti
penggunaan pesawat P-3 Orion, yang dapat mendeteksi kapal di permukaan dan
kapal selam.
Menteri
pertahanan mengatakan telah menghabiskan US$14,2 juta (sekitar Rp196 miliar)
untuk memperkuat pangkalan militer di Pulau Natuna.
Namun
pemerintah membantah bahwa penguatan tersebut merupakan antisipasi terhadap
peningkatan ketegangan di Laut Cina Selatan.
Pemerintah
Indonesia lebih suka menyebutnya sebagai "diplomasi pertahanan."
'Perantara yang jujur'
Sudah
lama ada kekhawatiran bahwa Indonesia akan terlibat dalam pertikaian di Laut
Cina Selatan karena pentingnya kawasan perairan tersebut.
Laut
Cina Selatan merupakan jalur perdagangan yang mengantarkan barang dan jasa
internasional dengan nilai US$5 triliun yang merupakan lima kali lipat GDP
Indonesia.
Dengan jumlah
sebesar itu di atas meja, Cina dan negara-negara lain di kawasan itu - juga
Amerika Serikat - sudah mulai terlibat pertikaian mengenai kendali teritorial
di wilayah tersebut.
Cina
saat ini disebut-sebut sudah melakukan penimbunan laut dengan kecepatan yang
mengkhawatirkan pihak lain.
Laporan
maritim dari Departemen Pertahanan Amerika mengatakan pada bulan Juni tahun
ini, Cina telah mereklamasi pantai 17 kali lebih banyak dalam 20 bulan
terakhir, dibandingkan dengan apa yang terjadi dalam 40 tahun sebelumnya.
Sekalipun
Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia ingin tetap menjadi "perantara
yang jujur" dalam perselisihan ini, dan "tak ada alasan" untuk
terlibat, Indonesia pelan-pelan meningkatkan kehadiran militer di Natuna guna
mengirim peringatan dan sinyal bahwa Indonesia tak ingin jadi bulan-bulanan.
Sementara
itu, menteri pertahanan Indonesia mengatakan kapal perang dan pesawat jet
sedang dirapikan untuk "mengawasi dan membela wilayah kita" serta tak
akan menembak jika mereka dilewati oleh kapal perang negara lain di perairan
Natuna.
"Mereka
hanya akan saling menyapa dengan damai," katanya.
Sumber : www.bbc.com
0 Response to "Indonesia Menambah Kekuatan Militer Di Natuna"
Post a Comment